I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bawang daun (Allium fistulosum L.) atau disebut juga dengan
daun bawang merupakan jenis sayuran dari kelompok bawang yang banyak digunakan
sebagai bahan masakan.bawang daun dapat dikomsumsi juga dalam bentuk segar
bersama bahan-bahan lainya. Kandungan gizi yang terdapat pada bawang daun setiap
100 g bahan yang dimakan yakni: kalori (Kal.)=29,00, protein (g)=1,80,
Karbohidrat (g) = 60,00, Kalsium (mg) = 35,00, Vitamin C (mg) = 48,00, lemak
(g) = 0,40, serat (g) =0,90 dan lain-lain (Cahyono, 2005)
Indonesia merupakan negara berkembang dengan pertanian sebagai sumber utama
pencaharian bagi mayoritas penduduknya. Dengan demikian sebagian besar penduduk
Indonesia menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Termasuk dalam
kategori sektor pertanian diantaranya adalah hortikultura, tanaman pangan,
perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan. Hortikultura merupakan salah
satu sub sektor pertanian yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, artinya di
dalam pengusahaannya sub sektor hortikultura dapat memberikan nilai tambah,
sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Selain itu, sub sektor hortikultura jenis sayuran merupakan salah satu
penyumbang devisa bagi Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari data nilai ekspor
sayuran selama tahun 1997-2002 yang secara rata -rata mencapai $ 24.451 - $
61.009 dengan trend meningkat sebesar 15,88 persen. Dilain pihak nilai ekspor
sayuran segar selama tahun 1997-2002 juga menunjukkan trend peningkatan sebesar
16,57 persen, dimana kontribusi ekspor sayuran segar terhadap sayuran secara rata-rata
mencapai 38,72 persen – 60,98 persen. Sementara itu, jika dilihat dari delapan
komoditas terbesar sayuran segar yang di ekspor, yaitu kentang, tomat, bawang
merah, kubis, wortel, jamur, timun, dan bawang daun, maka ke delapan komoditas
tersebut menguasai 71,68 persen dari keseluruhan nilai ekspor sayuran segar
selama tahun 1997-2002 (BPS, 2004).
Bawang daun (Allium fistulosum L.) adalah
salah satu jenis tanaman sayuran yang berpotensi dikembangkan secara intensif
dan komersil. Di Jawa Tengah bawang daun merupakan salah satu produk tanaman
sayur yang diunggulkan. Luas areal panen bawang daun di Indonesia pada tahun 2009
seluas 53.637 Ha dan pada tahun 2011 seluas 55.611 Ha
(BPS, 2011). Pemasaran produksi bawang daun segar tidak hanya untuk pasar dalam negeri (domestik) melainkan juga pasar luar negeri (ekspor). Permintaan bawang daun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk. Peningkatan permintaan terutama berasal dari perusahaan mie instan yang menggunakan bawang daun sebagai bumbu bahan penyedap rasa (Sutrisna et al., 2003) Ketersediaan bibit
bawang daun yang berkualitas dan bermutu sangat
diperlukan dalam rangka peningkatan produktivitas.
Pangsa pasar yang cukup terbuka serta kebutuhan yang terus meningkat mensyaratkan kontinyuitas ketersedian bibit bawang daun.
Pertumbuhan produksi bawang daun selama
periode tahun 2009 – 2014 menurun. Dari tahun 2009 produksi bawang daun yaitu :
5852 ton, tahun 2010 (6489 ton), tahun 2011 (6261 ton), tahun 2012 ( 5457 ton),
tahun 2013 (4747 ton), tahun 2014 (4738 ton) (BPS, 2015).
Kebutuhan sayuran bawang daun ini akan
meningkat terus sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, kesadaran
masyarakat akan pentingnya manfaat bawang daun bagi kesehatan, harga yang
relatif murah dan dapat terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Selain kita
memanfaatkan kekayaan alam, kita juga dituntut untuk menjaga kelestarian alam
sehingga alam tetap terjaga dari kesuburan dan kerusakan. Untuk melestarikannya
dilakukan pemeliharaan alam salah satunya dengan cara penggunaan pupuk secara
bijak.
Upaya peningkatan produksi bawang daun dalam
memenuhi kebutuhan konsumen dapat ditempuh dengan berbagai cara, salah satunya
adalah penggunaan pupuk kandang. Pupuk kandang memiliki beberapa unsur hara
yang berbeda tergantung jenis pupuk kandang. Walaupun kadar hara pupuk kandang
tidak sebesar pupuk buatan, tetapi memiliki kelebihan dalam memperbaiki sifat
tanah. Pemilihan pupuk kandang (sapi, kambing, dan ayam) didasarkan pada jumlah
ketersediaan pupuk kandang tersebut yang cukup banyak dan mudah didapatkan
disekitar lingkungan petani. Pada umumnya petani memelihara hewan ternak
sehingga bukan Cuma dagingnya yang di gunakan, kotoran ternaknya juga dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk kandang untuk menambah unsur hara didalam tanah dan
mengefesiensi penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan.
Bawang daun dapat tumbuh secara optimal jika
struktur tanah mendukung, yaitu dengan tersedianya nutrisi atau unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman. Pengaruh erosi, penguapan dan eksploitasi tanah secara
segaja mengakibatkan berkurangnya unsur hara di dalam tanah yang dibutuhkan
tanaman bawang daun. Tanaman bawang daun memerlukan pupuk yang mengandung unsur
N untuk memaksimalkan pertumbuhan daun. Pupuk kadang yang berasal dari kotoran sapi
memiliki kandungan unsur N (0,4 %), P (0,2%), K (0,10%) sangat baik untuk
memaksimalkan pertumbuhan bawang daun (Setiwan, 2010).
Pupuk kandang dapat menamabah tersedianya
bahan makanan (unsur hara) bagi tanaman yang dapat diresap didalam tanah.
Selain itu pupuk kandang ternyata mempunyai pengaruh positif (baik) terhadap
sifat fisik dan kimia tanah, mendorong kehidupan (perkembangan) jasad renik.
Pupuk kandang mempunyai kemampuan mengubah berbagai faktor dalam tanah,
sehingga menjadi faktor-faktor yang menjamin kesuburan tanah (Sutedjo, 2010).
Pupuk kandang memang merupakan salah satu
jenis pupuk yang mengandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap, akan
tetapi kandungan zat atau unsur hara didalam pupuk kandang rendah. Untuk
memenuhi kebutuhan N bagi tanaman dibutuhkan pupuk kandang dalam jumlah yang
banyak, Penggunaan pupuk kandang 10-15 ton/ha dapat menyumbangkan hara sebanyak
26 kg N, 60 Kg P, 10 kg K, untuk itu perlu diberikan tambahan pupuk anorganik
yakni pupuk N (urea) untuk menggefesiensi penggunaan pupuk kandang dalam jumlah
banyak (Sutedjo, 2010).
Pemupukan merupakan salah satu faktor penentu
dalam upaya meningkatan hasil tanaman. Pupuk yang digunakan sesuai anjuran yang
diharapkan dapat memberikan hasil yang secara ekonomis menguntungkan. Dampak
yang diharapkan tidak hanya meningkatkan hasil per satuan luas tetapi juga
efesien dalam penggunaan pupuk. Penambahan pupuk organik yang di padukan dengan pupuk kimia (urea)
diharapkan dapat meningkatkan hasil dan produksi tanaman bawang daun, baik pada
lahan kering maupun lahan sawah.
Dari uraian diatas maka perlu dilakukan
penelitian mengenai pengaruh pemberian beberapa dosis pupuk kandang sapi dan
dan pupuk Nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil bawang daun.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui :
1. Pengaruh pemberian
berbagai dosis pupuk kandang sapi terhadap tanaman bawang daun.
2. Pengaruh pemberian berbagai dosis
pupuk Nitrogen terhadap tanaman
bawang daun.
3. Mengetahui
interaksi antara pemberian berbagai dosis pupuk kandang sapi dan berbagai dosis
pupuk Nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun.
1.3 Dasar
Pengajuan Hipotesis
Unsur hara yang terkandung dalam pupuk sapi
yaitu : N 0,4 %, P 0,2 %, K 0,10 %. Dengan demikian pemberian pupuk kandang
sapi yang berbeda kemungkinan akan memberikan pengaruh yang berbeda pula
terhadap pertumbuhan tanaman tersebut (Setiawan, 2010).
Penggunaan pupuk kandang sapi pada tanaman
jagung dengan dosis 20 ton/ha menunjukkan hasil yang tertinggi terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah tongkol, berat tongkol, berat basah dan berat
kering pipilan. Hal ini disebabkan pupuk kandang sapi mengandung sejumlah unsur
hara dan bahan organik yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah. Ketersediaan hara dalam tanah, struktur tanah dan tata udara tanah yang
baik sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar serta kemampuan akar
tanaman dalam menyerap unsur hara. Perkembangan sistem perakaran yang baik
sangat menentukan pertumbuhan vegetatif tanaman yang pada akhirnya menentukan
pula fase reproduktif dan hasil tanaman. Pertumbuhan vegetatif yang baik akan menunjang fase generatif yang
baik pula (Tola et
al., 2007).
Pemupukan pada dasarnya bertujuan untuk mencukupkan
unsur hara di dalam tanah agar potensi genetik tanaman dapat dicapai mendekati
maksimal (Djapa Winaya, 1993). Pupuk kandang sapi sebagai salah satu pupuk
organik yang diberikan ke dalam tanah dapat meningkatkan unsur hara baik makro maupun
mikro, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya pegang air, meningkatkan
kapasitas tukar kation dan memacu aktifitas mikroorganisme yang terlibat dalam
proses perombakan (Hadisumitro,2002). Pupuk kandang sapi apabila digunakan
dengan dosis yang tepat, maka hasil tanaman akan meningkat. Hal ini terbukti
dari hasil penelitian Sine (2005) bahwa pemberian pupuk kandang sapi dengan
dosis 20 ton/ha dapat meningkatkan hasil biji kacang tanah kadar air 12 %
sebesar 1,88 ton/ha (21,29 %) dibandingkan tanpa pupuk yang memperoleh hasil
1,55 ton/ha.
Menurut Lingga dan Marsono (2003) pupuk kandang Sapi diperlukan sebagai
pupuk dasar sebanyak 10-15 ton/ha. Pemberiannya dilakukan sebelum tanam dengan cara
ditebarkan merata pada tanah olahan. Oleh karena yang dihasilkan dari bawang
daun adalah daunnya maka pupuk yang terbanyak adalah pupuk nitrogen (Urea dan
Za). Pemberian jenis, dosis, aplikasi, hingga waktu pemupukan yang tepat dapat
memberikan pertumbuhan dan hasil yang optimal pada tanaman bawang daun.
Menurut Hakim (1986) unsur N sangat penting
dalam membentuk protein yang berguna untuk merangsang pertumbuhan vegetatif
terutama pada daun, pembentukan warna hijau daun, dan memperbaiki kualitas
tanaman yang menghasilkan daun. Pemberian pupuk N-urea pada tanaman bawang daun
dapat berpengaruh pada pertumbuhan vegetatif awal maupun vegetatif akhir.
Fungsi N yakni menyusun senyawa amino, amida, nukleotida dan nukleoprotein.
N-urea juga penting untuk pembelahan dan pengembangan sel. Oleh karena itu,
pemberian pupuk urea dalam tanah harus efektif dan efesien, hal ini dikarenakan
pupuk N merupakan pupuk yang memiliki daya larut yang tinggi, sehingga
menentukan cepat atau lambatnya unsur hara yang ada didalam pupuk untuk diserap
oleh tanaman atau hilang karena tercuci saat hujan.
Hasil penelitian Suyanti (2005), menunjukan
pemberian pupuk urea 150 kg/ha memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot
tanaman segar selada sebesar 26,28 % dibandingkan pemberian 50 kg/ha.
Hasil penelitian Fahrurrozi (2003), menunjukan
bahwa pemberian 225 kg/ha urea meningkatkan pertumbuhan dan hasil sawi, yaitu
16,09 % bobot segar tanaman dan 166,41 % hasil petak.
Hidayat dan Rosliani (1996) menyatakan bahwa
kebutuhan N untuk produksi umbi bawang merah bervariasi. Kebutuhan N yang
optimum untuk bawang merah 150-300 kg/ha bergantung pada varietas dan musim
tanam.
Rekomendasi pupuk nitrogen pada bawang daun di
indonesia masih bermacam-macam. Menurut
Oyen dan Soenoeadji (1994), dosis pupuk nitrogen yang dianjurkan adalah 225-270
kg/ha, dan menurut balai peneltian lembang (sutrisna, 2003) adalah 112.5 kg/ha,
sedangkan menurut Ditjen Bina produksi Holtikultura Departemen Pertanian (2003)
adalah 90 kg/ha.
Pupuk urea memberikan kegunaan bagi tanaman
diantaranya : 1) Membuat daun tanaman hijau segar. 2) Mempercepat pertumbuhan
tanaman (Tinggi, jumlah anakan, cabang dll). 3) Menambah kandungan protein
(Palimbani, 2007).
Salah satu upaya meningkatkan produktivitas
tanaman bawang daun dapat dilakukan dengan cara aplikasi pupuk kandang dan
penamabahan pupuk N-urea.
1.4 Hipotesis
1. Pemberian pupuk kandang
sapi berbagai dosis meghasilkan pertumbuhan
dan hasil bawang daun yang berbeda.
2. Pemberian pupuk urea
berbagai dosis dapat menghasilkan
pertumbuhan
dan hasil bawang daun
yang berbeda.
3. Terdapat interaksi anatara
pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk urea
terhadap pertumbuhan dan
hasil bawang daun.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Taksonomi
tasaman bawang daun
Keedudukan tanaman bawang daun dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan
sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiosperma
Kelas :Monocotyledoneae
Ordo : Liliflorae
Famili : Liliceae
Geneus : Allium
Spesies : Allium fistulosium L.
Bawang
daun sudah ditanam sejak berabad-abad di negara cina dan jepang yang memiliki
iklim tropis. Di indonesia budidaya bawang daun pada mulanya ditanam di pulau
jawa yang memiliki dataran tinggi (pegunungan ) yaitu di jawa barat dan jawa
timur seperti cipanas, Lembang (Bandung
) dan malang ( jawa timur ). Dan sekarang bawang daun dibudidayakan secara luas
oleh masyarakat di dataran tinggi maupun dataran rendah, (Caahyono. B .2005,).Bawang
daun ini memiliki banyak jenis, namun yang dibudidayakan oleh masyarakat ada
tiga jenis (spesies)myakni : bawang
kakung (allium fistulosum L), bawang
prei (allium ampeleprosum var.porrum),
dan bawang kucai (allium schoeprasum L.) Disamping itu bawang daun masih sefamili
dengan bawang putih, bawang merah, dan bawang bombay. Bawang daun memiliki
manfaat selain sebagai sayuran, dapat di gunakan juga untuk mengobati penyakit
seperti : antibiotik, mengobati cacing, rematik, dan memudahkan pencernaan.
Kandunngan gizi bawang daun setiap 100 g yaitu :
No
|
Jenis
Zat
|
Jumlah
Kandungan Gizi
|
1.
|
Kalori (kal.)
|
29,000
|
2.
|
Protein (g)
|
1,80
|
3.
|
Lemak (g)
|
0,40
|
4.
|
Karbohidrat (g)
|
6,00
|
5.
|
Serat (g)
|
0,90
|
6.
|
Abu (g)
|
0,50
|
7.
|
Kalsium (mg)
|
35,00
|
8.
|
Fosfor (mg)
|
38,00
|
9.
|
Besi (mg)
|
3,20
|
10.
|
Vitamin (SI)
|
910,00
|
11.
|
Tiamin (mg)
|
0,08
|
12.
|
Ribloglavin (mg)
|
0,09
|
13.
|
Niasin (mg)
|
0,60
|
14.
|
Vitamin C (mg)
|
48,00
|
15.
|
Air (g)
|
-
|
16.
|
Nikotinamid (mg)
|
0,50
|
Sumber: Cahyono. B.
(2010)
2.2
Morfologi
Bawang Daun
Bawang
daun (Allium fistulosum L.) termasuk
jenis tanaman sayuran daun semusim (berumur pendek). Tanaman ini berbentuk
rumput atatu rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 60 cm atau lebih, tergantung
pada varietasnya . Bawang daun selalu menumbuhkan anakan-anakan baru sehingga
membentuk rumpun. Organ-organ penting bawang daun adalah sebagai berikut :
Akar
bawang daun berakar serabut pendek yang bertumbuh dan berkembang kesemua arah
dan sekitar permukaan tanah. Tanaman ini tidak memiliki akar tunggang.
Perakaran bawang daun cukup dangkal, antara 8-20 cm. Perakaran bawang daun
dapat tmubuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, subur, mudah
menyerap air dan kedalam tanah (solum tanah) cukup dalam. Akar tanaman
berfungsi sebagai penopang tegak nya tanaman dan alat untuk menyerap zat-zat
hara dan air (Cahyono B., 2005).
Batang
bawang daun memiliki dua macam yaitu batang sejati dan bawang semu. Batang
sejati berukuran sangat pendek, berbentuk cakram, dan terletak pada bagian
dasar yang berada di dalam tanah. Batang yang tampak di permukaan tanah
nerupakan batang semu, terbentuk (tersususun) dari pelepah-pelepah daun
(kelopak daun) yang saling membungkus dengan kelopak daun yang lebih muda
sehingga kelihatan seperti batang. Batang semu berwarna putih atau hijau
keputih-putihan dan berdiameter antara 1-5 cm, tergantung varietasnya. Fungsi
batang bawang daun, selain sebagai tempat tumbuh-tumbuh daun dan organ-organ
lainya, adalah sebagai jalan untuk mengangkut zat hara (makanan) dari akar
kedaun dan sebagai jalan untuk menyalurkan zat-zat thasil asmilasi ke seluruh
bagian tanaman (Cahyono B.,2005).
Daun
tanaman bawang berbentuk bulat, memanjang, berlubang menyerupai pipa, bagian
ujung meruncing, berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus.
Daun berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis dan hasil
fotosintesis digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Daun tanaman bawang daun ini
yang di konsumsi (dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran (Cahyono B.,
2005).
Bunga
bawang daun tergolong bunga sempurna (bunga jantan dan betina terdapat pada
satu bunga). Dalam setiap tandan bunga terdapat 68-83 kkuntum bunga, panjang
tangkai tandan bunga mencapai 50 cm atau lebih. Bunga bawang terdiri atas 6
buah mahkota bunga , 6 buah benang sari, 1 buah plasenta, tangkai bunga, kelopak
bunga dan bakal buah, dan mahkota bawang daun berwarna putih
Buah
bawang daun berbentuk bulat, berwarna hijau muda. Biji bawang daun yang masih
muda berwarna dan setelah tua berwarna hitam, berukuran sangatkecil. Bawang
daun berbentuk umbi, umbi bawang daun ini berukuran kecil dan dapat digunakan
untuk mengobati borok dan goreng
Bawang
daun ini berbentuk rumput atau rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 60 cm atau
lebih, berakar serabut, batang tersusun berbentuk pelepah-pelepah daun berwarna
hijau keputih-putihan, daun berbentuk bulat memanjang berlubang menyerupai pipa
dan ujungnya meruncing. Bawang daun tumbuh di dataran rendah dan tinggi
mencapai ketinggian 200-1200 m dpl. Curah hujan yang tepat sekitar 1000-1500
mm/tahun dengan memiliki suhu 19o c -24o c. Tanah dengan
pH netral (6,5-7,5) cocok untuk budiddaya
bawang daun. Bila tanah bersifat
asam perlu dilakukan pengapuran pada saat pengolahan tanah. Jenis tanah yang
cocok ialah andosol (bekas lahan gunung berapi) dan tanah berstruktur lempung
yang mengandung pasir (Cahyono B., 2005).
2.3 Pupuk
Pupuk dalah bahan yang diberikan kedalam
tanah baik berupa organik maupuna anorganik untuk mengganti atau menambah unsur
hara yang hilang dari dalam tanah dengan tujuan untuk meningkatkan produksi
tanaman (Sutedjo, 2010).
Menurut sutedjo (2010), berdasrkan senyawanya
pupuk terbagi atas pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik ialah pupuk
yang berasal dari hasil akhir dari perubahan atau penguraian bagian-bagian
(sisa tanaman dan binatang) seperti pupuk kandang dari kotoran hewan (sapi,
kambing, ayam, babi, kuda, kerbau dll.), pupuk hijau (dari dedaunan, ranting,
batang tumbuhan) dan kompos. Sedangkan pupuk anoragnik atau mineral, yakni
semua pupuk buatan.
Pemupukan merupakan salah satu faktor penentu
dalam upaya meningkatkan produktivtas tanaman. Keperluan tanaman akan pupuk
sama halnya keperluan manusia akan makanan. Pupuk yang digunakan sesuai anjuran
dan seefesien mungkin akan memberkan hasil secara ekonomis. Pupuk adalah setiap
bahan yang diberikan kedalam tanah yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan
tanah dan meningkatkan produksi tanaman.
Tanaman sayuran membutuhkan tanah yang gembur
serta banyak mengandung bahan organik. Bahan organik merupakan bahan yang
penting dalam memciptakan kesuburan tanah, baik secara fisik, kimia maupun
biologi tanah. Bahan organik sangat ditentukan oleh sumber dan susunanya, oleh
karena itu laju dekomposisi harus diperhatikan. Sumber primer bahan organik
adalah berupa akar, batang, ranting, daun, bunga, dan buah. Dalam proses
dekomposisinya jaringan hewan lebih cepat mudah dari pada jaringan tumbuhan
(Sahlan, 2003).
Menurut Setiawan (2010) Pupuk kandang yang
mengandung unsur hara esensial baik unsur hara makro (N, P, K, S, Mg, Ca) dan
unsur hara mikro ( S, Mn, Zn, Co, Mo) yang memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologis bagi kesuburan tanah. Seperti memudahkan air hujan, memperbaiki
kemampuan tanah dalam mengikat air, mengurangi erosi, tanah menjadi gembur, dan
sumber unsur hara bagi tanaman.
2.4 Pupuk Kandang Sapi
Pupuk kandang sapi merupakan pupuk padat
mengandung air dan lendir. Bagi pupuk padat
yang keadaanya demikian bila terpengaruh oleh udara maka cepat terjadi
pengkerakan sehingga menjadi keras, selanjutnya air tanah yang akan melapukan
pupuk itu sehingga sukar menembus atau merembes didalam tanah. Dengan demikian
peranan jasad renik untuk mengubah bahan-bahan yang terkandung didalam pupuk
menjadi zat-zat hara yang tersedia didalam tanah untuk mencukupi keperluan
pertumbuhan tanaman mengalami hambatan, perubahan akan berlansung
perlahan-lahan. Oleh sebab itu pupuk kandang sapi disebut pupuk dingin
(Mulyani, 1987).
Menurut Simatra (2005) pupuk kandang
sapi berpengaruh nyata meningkatkan Tinggi tanaman, diameter tanaman, berat
basah tanaman bayam, tetapi berpengaruh tidak nyata meningkatkan PH tanah dan N
tanah.
Kandungan unsur hara yang terdapat dalam
kotoran sapi yaitu Nitrogen 0,4 %, Fosfor 0,2 %, Klium 0,10 %. Kualitas kotoran
sapi bergantung dari pemberian makanan dan perawatan hewan ternak dan pupuk
kandang sapi ini merupakan pupuk dingin, maka pemberian pupuk kandang sapi
kedalam tanah dilakukan 3-4 minggu sebelum masa tanam (Setiawan, 2007).
2.5 Pupuk Nitrogen (Urea)
Pupuk kimia yang paling banyak oleh
tanaman bawang daun adalah nitrogen (N). Nitrogen merupakan faktor pembahas
dalam pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun karena hasil utamanya adalah
daun. Jenis pupuk yang umum digunakan adalah urea ( Bandini dkk, 2000).
Unsur nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang besar oleh
tanaman dibandingkan dengan unsur esensial lainnya yang diambil dari tanah (Khrisna
dan Rosen, 2002). Sekalipun nitrogen di alam cukup banyak, yaitu sekitar 78%,
tetapi tanaman sering mengalami kekurangan. Hal ini disebabkan nitrogen bersifat
labil sehingga mudah tercuci atau menguap. Sebagai salah satu komponen udara
nitrogen berupa gas yang tidak berbau, tidak berasa dan baru bisa dimanfaatkan
oleh tanaman setelah terfiksasi (tertambat), misalnya oleh bakteri dan ganggang
(Ashari, 1995).
Di dalam organ dan sel tanaman, nitrogen
merupakan salah satu komponen dasar penyusun protein. Fiksasi purin dan puridin
dari DNA dan RNA mengandung nitrogen. Senyawa propirin yang berperan penting
dalam proses fotosintesis mempunyai nitrogen dalam struktur kimianya. Meskipun
tidak semuanya, beberapa vitamin juga mengandung nitrogen. Nitrogen terlibat
dalam fungsi yang sangat luas dalam sel tanaman, juga pada beberapa reaksi
fisiologis dan biokimia selama fase vegetatif dan generatif tanaman.
Tumbuhan yang terlalu banyak mendapat
ntrogen baisanya mempunyai daun yang berwarna hijau dan tebal, dengan sistem
akar yang kerdil sehingga nisbah tajuk- akarnya
tinggi (nisbah ini kecil bila kurang nitrogen) (Salisbury dan Ross,
1995).
Menurut Hardjowigeno (2003) unsur nitrogen merupakan
unsur utama pada tanaman dalam merangsang pertumbuhan tanaman khususnya batang,
cabang, dengan daun. Nitrogen juga merupakan unsur yang sangat penting sebagai
komponen klorofil yang memberikan warna hijau pada daun tanaman dan sebagian
yang menyusun protein serta protoplasma. Pupuk urea adalah pupuk kimia yang
mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur nitrogen merupakan zat hara yang
sangat penting diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal
berwarna putih, dengan rumus kimia C0 (NH2)2 , merupakan pupuk yang mudah larut
dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (Higriskopis), karena itu
sebaiknya disimpan ditempat yang kering dan tertutup rapat. Pupuk urea
mengandung unsur hara N sebesar 46 % dengan pengertian setiap 100 kg urea
mengandung 46 kg nitrogen.
Unsur hara nitrogen yang dikandung dalam
pupuk urea sangat besar kegunanya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan
perkembangan, antara lain : 1). Membuat daun tanaman lebih hijau dan segar dan
banyak mengandung butir hijau (Clorophyl) yang mempunyai peranan sangat penting
dalam proses fotosintesa, 2). Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah
anakan, cabang dll.), 3). Menambah kandungan
protein tanaman, 4). Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik
tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, usaha perternakan dan usaha
perikanan (Palimbani, 2007).
Penggunaan pupuk urea dilakukan dengan
cara yang baik dan bijaksana dalam budidaya tanaman bawang daun akan berdampak
menguntungkan bila diimbangi dengan jumlah N yang dibutuhkan tanaman serta
penggunaan pupuk kandang sapi.
III. BAHAN
DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Peneletian
Penelitian akan dilaksanakan di kebun percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,
Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro. Ketinggian tempat 60
meter dari permukaan laut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2016 sampai
September 2016.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah: cangkul, golok, gunting, kantung plastik ukuran ½ kg,
kantung plastik kresek, spidol, meteran, gembor, tali rafia, penggaris, bambu,
timbangan elektrik tipe LSC-3000, pisau, tangki prayer, tugal, camera digital,
ember, dan perlengkapan alat tulis.
Bahan penelitian yang digunakan terdiri atas
bibit bawang varietass semprong. Pupuk kandang sapi 5 ton/ha, pupuk N
(Urea=46%), insektisida, fungisida, herbisida, kertas lebel, dan air.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode percobaan
dengan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) yang perlakuannya disusun secara
faktorial terdiri dari dua faktor yaitu: berbagai dosis pupuk kandang sapi dan
berbagai dosis pupuk N (Urea). Pupuk kandang sapi 5 ton/ha (P1),
Pupuk kandang sapi 10/ha (P2), dan pupuk kandang sapi 15 ton/ha (P3).
Faktor kedua adalah dosis pupuk N (Urea) yang terdiri dari tiga taraf, yaitu:
100 kg/ha (N1), 200 kg/ha (N2), dan 300 kg/ha (N3),dan
setiap perlakuan diulang tiga kali.
Data hasil penelitian diolah dengan
menggunakan analisis ragam, sebelumnya diuji homogenitasnya dengan uji Bartlet
dan ketidakadiktifanya dengan uji Tuckey. Untuk melihat pengaruh rata-rata
perlakuan dilakukan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf signifikan
5%.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Pengolahan Tanah
Pelaksanaan penelitian diawali dengan pengolahan tanah dengan membersihkan
areal lahan dari gulma dan tunggul dari sisa panen dari tanaman sebelumnya.
Kemudian tanah diolah dengan cara dibajak dahulu hingga menjadi gembur dan
diratakan. Dibuat guludan atau plot percobaan menggunakan cangkul dengan ukuran
1 x
2 m2. Tinggi plot percobaan 25 cm dengan lebar parit antar
bedengan 25 cm, setalah selesasi membuat plot percobaan diberikan pupuk kandang
sapi sesuai dengan perlakuan penelitian dengan cara ditaburkan kedalam plot
percobaan, tanah diratakan dengan cangkul. Luas areal percobaan keseluruhan
yaitu panjang 20,5 m dan lebar 4,5 m.
3.4.2 Penanaman
Bibit yang diperoleh dari petani berupa bibit bawang daun anakan yang
berumur 2 bulan dan dipilih yang seragam, kemudian dipindahkan kelahan penanaman.
Jumlah bibit yang ditanam 2 bibit per lubang, dan ditanam dengan jarak 20 x 20
cm. Rata-rata tinggi bibit bawang daun ±
20 cm, penanaman dilakukan dengan cara melubangi tanah dengan menggunakan
koret, kemudian bibit bawang daun ditanam dengan posisi tegak (berdiri),
Kemudian tanah di padatkan pelan-pelan disekitar pangkal batang, setelah
selesai penanaman dilakukan penyiraman. penanaman dilakukan pagi hari sehingga
tidak terkena matahari langsung.
3.4.3
Pemeliharaan
Pemeliharaan ini meliputi:
1. Penyulaman,
adalah mengganti bibit yang mati dengan bibit yang baru penyulaman ini
dilakukan pada lubang tanam yang mati pada umur 5-10 hari setelah tanam, Dengan
tanaman cadangan yang sudah dipersiapkan.
2.
Pengairan,
dilakukan pada pagi hari atau sore hari dengan cara penggenangan selama 15-30
menit pada area parit plot penelitian.
3.
Penyiangan,
adalah membersihkan tanaman dari tanaman Penggangu/gulma yang tumbuh pada areal
penanaman, Penyiangan dilakuakan pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah
tanam. Penyiangan selanjutnya dilakukan pada waktu tanaman berumur 4 minggu setelah
tanam.
4.
Pengendalian
hama dan penyakit, dilakukan dengan cara penyemprotan pestisida pada saat
muncul tanda-tanda tanaman yang terserang hama dan penyakit.
3.4.4
Pemupukan
Pemberian pupuk kandang sapi di berikan 1 kali dengan dosis 15 ton/ha diberikan 1 minggu sebelum
tanam (3 kg/plot). Pupuk urea diberikan
2 kali (1/2 bagian
diberikan 1 minggu setelah tanam dan 1/2 bagian diberikan pada waktu tanam berumur 4
minggu setelah tanam) yakni dosis n1 = 100 kg/ha atau 20 g/plot
dibagi 50 tanaman= 0,4 g/tanaman, n2 = 200 kg/ha atau 40 g/plot
dibagi 50 tanaman= 0,8 g/tanaman, n3 =300 kg/ha atau 60 g/plot dibgi
50 tanaman = 1,2 g/tanaman.
Pemberian
pupuk ini diberikan dengan cara melarutkan pupuk kedalam air yang ditempatkan
diember kemudian disiramkan satu persatu ke tanaman secara hati-hati agar tidak
mengenai tanaman sampingnya. Untuk ukuran air ialah 2,5 litter air/plot (50
ml/tanaman).
3.4.5
Pemanenan
Pemanenan di lakukan pada saat tanaman
berumur 65 hari setelah tanam, Tanda tanaman yang akan di panen ialah tanaman
yang beberapa helai daun mulai menguning atau mengering. Panen dilakukan pada
pagi hari agar tidak cepet mengalami kelayuan karna sinar matahari, Panen
dilakukan dengan cara mencabut seluruh rumpun tanaman dan membongkarnya dengan
alat bantu cangkul secara hati-hati agar akarnya tidak patah di dalam tanah,
kemudian akar dibersihkan dengan air bersih.
3.5
Peubah
Yang Diamati
Pengamatan dilakukan dengan mengambil 10
tanaman sempel tiap petak, adapun parameter yang diamati sebagai berikut:
1. Tinggi
tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur menggunakan
penggaris / meteran dengan cara mengukur dari pangkal batang sampai bagian
tertinggi tanaman. Pengukuran dilakukan padasaat tanaman berumur 14 hst, 40 hst
dan 60 hst.
2. Jumlah
daun (helai)
Menghitung jumlah daun dilakukan dengan
cara menghitung seluruh daun yang sudah tumbuh sempurna. Pengukuran dilakukan pada 10 tanaman sampel saat tanaman berumur
14 hst, 40 hstdan 60 hst.
3. Jumlah
anakan (batang)
Jumlah anakan dihitung dengan cara menghitung
semua anakan yang baru muncul, Penghitungaan di lakukan pada saat tanaman berumur
14 hst ,40 hst dan 60 hst.
4.
LTT (laju tumbuh tanaman)
Penghitungan laju tumbuh tanaman dilakukan dengan cara
menghitung selisih bobot kering berangkasan tanaman pada waktu pengamatan awal
di kurang dengan bobot kering berangkasan tanaman pada pengamatan terakhir
dengan rumus : LTT = 1/Pa .(W2-W1) / (t2-t1)
g m-2 hari-1
Keterangan lambang dalam rumus :
W2 = Bobot kering tanaman saat 40 hari
W1 = Bobot kering tanaman saat 30 hari
T2 = Waktu pengamatan 40 hst
T1 = Waktu pengamatan 30 hst
L = Luas daun
Pa = Luas lahan
5.
Laju
asimilasi bersih rata-rata (LAB)
10
harian menunjukan laju akumulasi bobot kering tanaman per satuan luas daun
untuk periode 10 harian dengan rumus : (LAB) =[(w2-w1) /
(t2-t1)] . [(ln
L2-L1)] g cm2 hari-1
6.
Indeks
luas daun rata-rata (ILD)
10
harian menunjukan nisbah permukaan daun (satu sisi saja) terhadap luas tanah
yang di tempati oleh tanaman rata-rata untuk periode 10 harian dengan rumus :
(ILD) = (L2+L1) /2 . (1/Pa).
7. Hasil per petak (kg/petak)
Hasil per petak dihitung setiap
plot petak panen dengan cara menimbang seluruh tanaman segar dalam petak panen
kemudian di koversikan per petak. Luas
petak setiap panen 60 cm x 120 cm dilakukan pada akhir penelitian.
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bawang daun (Allium fistulosum L.) atau disebut juga dengan
daun bawang merupakan jenis sayuran dari kelompok bawang yang banyak digunakan
sebagai bahan masakan.bawang daun dapat dikomsumsi juga dalam bentuk segar
bersama bahan-bahan lainya. Kandungan gizi yang terdapat pada bawang daun setiap
100 g bahan yang dimakan yakni: kalori (Kal.)=29,00, protein (g)=1,80,
Karbohidrat (g) = 60,00, Kalsium (mg) = 35,00, Vitamin C (mg) = 48,00, lemak
(g) = 0,40, serat (g) =0,90 dan lain-lain (Cahyono, 2005)
Indonesia merupakan negara berkembang dengan pertanian sebagai sumber utama
pencaharian bagi mayoritas penduduknya. Dengan demikian sebagian besar penduduk
Indonesia menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Termasuk dalam
kategori sektor pertanian diantaranya adalah hortikultura, tanaman pangan,
perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan. Hortikultura merupakan salah
satu sub sektor pertanian yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, artinya di
dalam pengusahaannya sub sektor hortikultura dapat memberikan nilai tambah,
sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Selain itu, sub sektor hortikultura jenis sayuran merupakan salah satu
penyumbang devisa bagi Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari data nilai ekspor
sayuran selama tahun 1997-2002 yang secara rata -rata mencapai $ 24.451 - $
61.009 dengan trend meningkat sebesar 15,88 persen. Dilain pihak nilai ekspor
sayuran segar selama tahun 1997-2002 juga menunjukkan trend peningkatan sebesar
16,57 persen, dimana kontribusi ekspor sayuran segar terhadap sayuran secara rata-rata
mencapai 38,72 persen – 60,98 persen. Sementara itu, jika dilihat dari delapan
komoditas terbesar sayuran segar yang di ekspor, yaitu kentang, tomat, bawang
merah, kubis, wortel, jamur, timun, dan bawang daun, maka ke delapan komoditas
tersebut menguasai 71,68 persen dari keseluruhan nilai ekspor sayuran segar
selama tahun 1997-2002 (BPS, 2004).
Bawang daun (Allium fistulosum L.) adalah
salah satu jenis tanaman sayuran yang berpotensi dikembangkan secara intensif
dan komersil. Di Jawa Tengah bawang daun merupakan salah satu produk tanaman
sayur yang diunggulkan. Luas areal panen bawang daun di Indonesia pada tahun 2009
seluas 53.637 Ha dan pada tahun 2011 seluas 55.611 Ha
(BPS, 2011). Pemasaran produksi bawang daun segar tidak hanya untuk pasar dalam negeri (domestik) melainkan juga pasar luar negeri (ekspor). Permintaan bawang daun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk. Peningkatan permintaan terutama berasal dari perusahaan mie instan yang menggunakan bawang daun sebagai bumbu bahan penyedap rasa (Sutrisna et al., 2003) Ketersediaan bibit
bawang daun yang berkualitas dan bermutu sangat
diperlukan dalam rangka peningkatan produktivitas.
Pangsa pasar yang cukup terbuka serta kebutuhan yang terus meningkat mensyaratkan kontinyuitas ketersedian bibit bawang daun.
Pertumbuhan produksi bawang daun selama
periode tahun 2009 – 2014 menurun. Dari tahun 2009 produksi bawang daun yaitu :
5852 ton, tahun 2010 (6489 ton), tahun 2011 (6261 ton), tahun 2012 ( 5457 ton),
tahun 2013 (4747 ton), tahun 2014 (4738 ton) (BPS, 2015).
Kebutuhan sayuran bawang daun ini akan
meningkat terus sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, kesadaran
masyarakat akan pentingnya manfaat bawang daun bagi kesehatan, harga yang
relatif murah dan dapat terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Selain kita
memanfaatkan kekayaan alam, kita juga dituntut untuk menjaga kelestarian alam
sehingga alam tetap terjaga dari kesuburan dan kerusakan. Untuk melestarikannya
dilakukan pemeliharaan alam salah satunya dengan cara penggunaan pupuk secara
bijak.
Upaya peningkatan produksi bawang daun dalam
memenuhi kebutuhan konsumen dapat ditempuh dengan berbagai cara, salah satunya
adalah penggunaan pupuk kandang. Pupuk kandang memiliki beberapa unsur hara
yang berbeda tergantung jenis pupuk kandang. Walaupun kadar hara pupuk kandang
tidak sebesar pupuk buatan, tetapi memiliki kelebihan dalam memperbaiki sifat
tanah. Pemilihan pupuk kandang (sapi, kambing, dan ayam) didasarkan pada jumlah
ketersediaan pupuk kandang tersebut yang cukup banyak dan mudah didapatkan
disekitar lingkungan petani. Pada umumnya petani memelihara hewan ternak
sehingga bukan Cuma dagingnya yang di gunakan, kotoran ternaknya juga dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk kandang untuk menambah unsur hara didalam tanah dan
mengefesiensi penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan.
Bawang daun dapat tumbuh secara optimal jika
struktur tanah mendukung, yaitu dengan tersedianya nutrisi atau unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman. Pengaruh erosi, penguapan dan eksploitasi tanah secara
segaja mengakibatkan berkurangnya unsur hara di dalam tanah yang dibutuhkan
tanaman bawang daun. Tanaman bawang daun memerlukan pupuk yang mengandung unsur
N untuk memaksimalkan pertumbuhan daun. Pupuk kadang yang berasal dari kotoran sapi
memiliki kandungan unsur N (0,4 %), P (0,2%), K (0,10%) sangat baik untuk
memaksimalkan pertumbuhan bawang daun (Setiwan, 2010).
Pupuk kandang dapat menamabah tersedianya
bahan makanan (unsur hara) bagi tanaman yang dapat diresap didalam tanah.
Selain itu pupuk kandang ternyata mempunyai pengaruh positif (baik) terhadap
sifat fisik dan kimia tanah, mendorong kehidupan (perkembangan) jasad renik.
Pupuk kandang mempunyai kemampuan mengubah berbagai faktor dalam tanah,
sehingga menjadi faktor-faktor yang menjamin kesuburan tanah (Sutedjo, 2010).
Pupuk kandang memang merupakan salah satu
jenis pupuk yang mengandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap, akan
tetapi kandungan zat atau unsur hara didalam pupuk kandang rendah. Untuk
memenuhi kebutuhan N bagi tanaman dibutuhkan pupuk kandang dalam jumlah yang
banyak, Penggunaan pupuk kandang 10-15 ton/ha dapat menyumbangkan hara sebanyak
26 kg N, 60 Kg P, 10 kg K, untuk itu perlu diberikan tambahan pupuk anorganik
yakni pupuk N (urea) untuk menggefesiensi penggunaan pupuk kandang dalam jumlah
banyak (Sutedjo, 2010).
Pemupukan merupakan salah satu faktor penentu
dalam upaya meningkatan hasil tanaman. Pupuk yang digunakan sesuai anjuran yang
diharapkan dapat memberikan hasil yang secara ekonomis menguntungkan. Dampak
yang diharapkan tidak hanya meningkatkan hasil per satuan luas tetapi juga
efesien dalam penggunaan pupuk. Penambahan pupuk organik yang di padukan dengan pupuk kimia (urea)
diharapkan dapat meningkatkan hasil dan produksi tanaman bawang daun, baik pada
lahan kering maupun lahan sawah.
Dari uraian diatas maka perlu dilakukan
penelitian mengenai pengaruh pemberian beberapa dosis pupuk kandang sapi dan
dan pupuk Nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil bawang daun.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui :
1. Pengaruh pemberian
berbagai dosis pupuk kandang sapi terhadap tanaman bawang daun.
2. Pengaruh pemberian berbagai dosis
pupuk Nitrogen terhadap tanaman
bawang daun.
3. Mengetahui
interaksi antara pemberian berbagai dosis pupuk kandang sapi dan berbagai dosis
pupuk Nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun.
1.3 Dasar
Pengajuan Hipotesis
Unsur hara yang terkandung dalam pupuk sapi
yaitu : N 0,4 %, P 0,2 %, K 0,10 %. Dengan demikian pemberian pupuk kandang
sapi yang berbeda kemungkinan akan memberikan pengaruh yang berbeda pula
terhadap pertumbuhan tanaman tersebut (Setiawan, 2010).
Penggunaan pupuk kandang sapi pada tanaman
jagung dengan dosis 20 ton/ha menunjukkan hasil yang tertinggi terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah tongkol, berat tongkol, berat basah dan berat
kering pipilan. Hal ini disebabkan pupuk kandang sapi mengandung sejumlah unsur
hara dan bahan organik yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah. Ketersediaan hara dalam tanah, struktur tanah dan tata udara tanah yang
baik sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar serta kemampuan akar
tanaman dalam menyerap unsur hara. Perkembangan sistem perakaran yang baik
sangat menentukan pertumbuhan vegetatif tanaman yang pada akhirnya menentukan
pula fase reproduktif dan hasil tanaman. Pertumbuhan vegetatif yang baik akan menunjang fase generatif yang
baik pula (Tola et
al., 2007).
Pemupukan pada dasarnya bertujuan untuk mencukupkan
unsur hara di dalam tanah agar potensi genetik tanaman dapat dicapai mendekati
maksimal (Djapa Winaya, 1993). Pupuk kandang sapi sebagai salah satu pupuk
organik yang diberikan ke dalam tanah dapat meningkatkan unsur hara baik makro maupun
mikro, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya pegang air, meningkatkan
kapasitas tukar kation dan memacu aktifitas mikroorganisme yang terlibat dalam
proses perombakan (Hadisumitro,2002). Pupuk kandang sapi apabila digunakan
dengan dosis yang tepat, maka hasil tanaman akan meningkat. Hal ini terbukti
dari hasil penelitian Sine (2005) bahwa pemberian pupuk kandang sapi dengan
dosis 20 ton/ha dapat meningkatkan hasil biji kacang tanah kadar air 12 %
sebesar 1,88 ton/ha (21,29 %) dibandingkan tanpa pupuk yang memperoleh hasil
1,55 ton/ha.
Menurut Lingga dan Marsono (2003) pupuk kandang Sapi diperlukan sebagai
pupuk dasar sebanyak 10-15 ton/ha. Pemberiannya dilakukan sebelum tanam dengan cara
ditebarkan merata pada tanah olahan. Oleh karena yang dihasilkan dari bawang
daun adalah daunnya maka pupuk yang terbanyak adalah pupuk nitrogen (Urea dan
Za). Pemberian jenis, dosis, aplikasi, hingga waktu pemupukan yang tepat dapat
memberikan pertumbuhan dan hasil yang optimal pada tanaman bawang daun.
Menurut Hakim (1986) unsur N sangat penting
dalam membentuk protein yang berguna untuk merangsang pertumbuhan vegetatif
terutama pada daun, pembentukan warna hijau daun, dan memperbaiki kualitas
tanaman yang menghasilkan daun. Pemberian pupuk N-urea pada tanaman bawang daun
dapat berpengaruh pada pertumbuhan vegetatif awal maupun vegetatif akhir.
Fungsi N yakni menyusun senyawa amino, amida, nukleotida dan nukleoprotein.
N-urea juga penting untuk pembelahan dan pengembangan sel. Oleh karena itu,
pemberian pupuk urea dalam tanah harus efektif dan efesien, hal ini dikarenakan
pupuk N merupakan pupuk yang memiliki daya larut yang tinggi, sehingga
menentukan cepat atau lambatnya unsur hara yang ada didalam pupuk untuk diserap
oleh tanaman atau hilang karena tercuci saat hujan.
Hasil penelitian Suyanti (2005), menunjukan
pemberian pupuk urea 150 kg/ha memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot
tanaman segar selada sebesar 26,28 % dibandingkan pemberian 50 kg/ha.
Hasil penelitian Fahrurrozi (2003), menunjukan
bahwa pemberian 225 kg/ha urea meningkatkan pertumbuhan dan hasil sawi, yaitu
16,09 % bobot segar tanaman dan 166,41 % hasil petak.
Hidayat dan Rosliani (1996) menyatakan bahwa
kebutuhan N untuk produksi umbi bawang merah bervariasi. Kebutuhan N yang
optimum untuk bawang merah 150-300 kg/ha bergantung pada varietas dan musim
tanam.
Rekomendasi pupuk nitrogen pada bawang daun di
indonesia masih bermacam-macam. Menurut
Oyen dan Soenoeadji (1994), dosis pupuk nitrogen yang dianjurkan adalah 225-270
kg/ha, dan menurut balai peneltian lembang (sutrisna, 2003) adalah 112.5 kg/ha,
sedangkan menurut Ditjen Bina produksi Holtikultura Departemen Pertanian (2003)
adalah 90 kg/ha.
Pupuk urea memberikan kegunaan bagi tanaman
diantaranya : 1) Membuat daun tanaman hijau segar. 2) Mempercepat pertumbuhan
tanaman (Tinggi, jumlah anakan, cabang dll). 3) Menambah kandungan protein
(Palimbani, 2007).
Salah satu upaya meningkatkan produktivitas
tanaman bawang daun dapat dilakukan dengan cara aplikasi pupuk kandang dan
penamabahan pupuk N-urea.
1.4 Hipotesis
1. Pemberian pupuk kandang
sapi berbagai dosis meghasilkan pertumbuhan
dan hasil bawang daun yang berbeda.
2. Pemberian pupuk urea
berbagai dosis dapat menghasilkan
pertumbuhan
dan hasil bawang daun
yang berbeda.
3. Terdapat interaksi anatara
pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk urea
terhadap pertumbuhan dan
hasil bawang daun.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Taksonomi
tasaman bawang daun
Keedudukan tanaman bawang daun dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan
sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiosperma
Kelas :Monocotyledoneae
Ordo : Liliflorae
Famili : Liliceae
Geneus : Allium
Spesies : Allium fistulosium L.
Bawang
daun sudah ditanam sejak berabad-abad di negara cina dan jepang yang memiliki
iklim tropis. Di indonesia budidaya bawang daun pada mulanya ditanam di pulau
jawa yang memiliki dataran tinggi (pegunungan ) yaitu di jawa barat dan jawa
timur seperti cipanas, Lembang (Bandung
) dan malang ( jawa timur ). Dan sekarang bawang daun dibudidayakan secara luas
oleh masyarakat di dataran tinggi maupun dataran rendah, (Caahyono. B .2005,).Bawang
daun ini memiliki banyak jenis, namun yang dibudidayakan oleh masyarakat ada
tiga jenis (spesies)myakni : bawang
kakung (allium fistulosum L), bawang
prei (allium ampeleprosum var.porrum),
dan bawang kucai (allium schoeprasum L.) Disamping itu bawang daun masih sefamili
dengan bawang putih, bawang merah, dan bawang bombay. Bawang daun memiliki
manfaat selain sebagai sayuran, dapat di gunakan juga untuk mengobati penyakit
seperti : antibiotik, mengobati cacing, rematik, dan memudahkan pencernaan.
Kandunngan gizi bawang daun setiap 100 g yaitu :
No
|
Jenis
Zat
|
Jumlah
Kandungan Gizi
|
1.
|
Kalori (kal.)
|
29,000
|
2.
|
Protein (g)
|
1,80
|
3.
|
Lemak (g)
|
0,40
|
4.
|
Karbohidrat (g)
|
6,00
|
5.
|
Serat (g)
|
0,90
|
6.
|
Abu (g)
|
0,50
|
7.
|
Kalsium (mg)
|
35,00
|
8.
|
Fosfor (mg)
|
38,00
|
9.
|
Besi (mg)
|
3,20
|
10.
|
Vitamin (SI)
|
910,00
|
11.
|
Tiamin (mg)
|
0,08
|
12.
|
Ribloglavin (mg)
|
0,09
|
13.
|
Niasin (mg)
|
0,60
|
14.
|
Vitamin C (mg)
|
48,00
|
15.
|
Air (g)
|
-
|
16.
|
Nikotinamid (mg)
|
0,50
|
Sumber: Cahyono. B.
(2010)
2.2
Morfologi
Bawang Daun
Bawang
daun (Allium fistulosum L.) termasuk
jenis tanaman sayuran daun semusim (berumur pendek). Tanaman ini berbentuk
rumput atatu rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 60 cm atau lebih, tergantung
pada varietasnya . Bawang daun selalu menumbuhkan anakan-anakan baru sehingga
membentuk rumpun. Organ-organ penting bawang daun adalah sebagai berikut :
Akar
bawang daun berakar serabut pendek yang bertumbuh dan berkembang kesemua arah
dan sekitar permukaan tanah. Tanaman ini tidak memiliki akar tunggang.
Perakaran bawang daun cukup dangkal, antara 8-20 cm. Perakaran bawang daun
dapat tmubuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, subur, mudah
menyerap air dan kedalam tanah (solum tanah) cukup dalam. Akar tanaman
berfungsi sebagai penopang tegak nya tanaman dan alat untuk menyerap zat-zat
hara dan air (Cahyono B., 2005).
Batang
bawang daun memiliki dua macam yaitu batang sejati dan bawang semu. Batang
sejati berukuran sangat pendek, berbentuk cakram, dan terletak pada bagian
dasar yang berada di dalam tanah. Batang yang tampak di permukaan tanah
nerupakan batang semu, terbentuk (tersususun) dari pelepah-pelepah daun
(kelopak daun) yang saling membungkus dengan kelopak daun yang lebih muda
sehingga kelihatan seperti batang. Batang semu berwarna putih atau hijau
keputih-putihan dan berdiameter antara 1-5 cm, tergantung varietasnya. Fungsi
batang bawang daun, selain sebagai tempat tumbuh-tumbuh daun dan organ-organ
lainya, adalah sebagai jalan untuk mengangkut zat hara (makanan) dari akar
kedaun dan sebagai jalan untuk menyalurkan zat-zat thasil asmilasi ke seluruh
bagian tanaman (Cahyono B.,2005).
Daun
tanaman bawang berbentuk bulat, memanjang, berlubang menyerupai pipa, bagian
ujung meruncing, berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus.
Daun berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis dan hasil
fotosintesis digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Daun tanaman bawang daun ini
yang di konsumsi (dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran (Cahyono B.,
2005).
Bunga
bawang daun tergolong bunga sempurna (bunga jantan dan betina terdapat pada
satu bunga). Dalam setiap tandan bunga terdapat 68-83 kkuntum bunga, panjang
tangkai tandan bunga mencapai 50 cm atau lebih. Bunga bawang terdiri atas 6
buah mahkota bunga , 6 buah benang sari, 1 buah plasenta, tangkai bunga, kelopak
bunga dan bakal buah, dan mahkota bawang daun berwarna putih
Buah
bawang daun berbentuk bulat, berwarna hijau muda. Biji bawang daun yang masih
muda berwarna dan setelah tua berwarna hitam, berukuran sangatkecil. Bawang
daun berbentuk umbi, umbi bawang daun ini berukuran kecil dan dapat digunakan
untuk mengobati borok dan goreng
Bawang
daun ini berbentuk rumput atau rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 60 cm atau
lebih, berakar serabut, batang tersusun berbentuk pelepah-pelepah daun berwarna
hijau keputih-putihan, daun berbentuk bulat memanjang berlubang menyerupai pipa
dan ujungnya meruncing. Bawang daun tumbuh di dataran rendah dan tinggi
mencapai ketinggian 200-1200 m dpl. Curah hujan yang tepat sekitar 1000-1500
mm/tahun dengan memiliki suhu 19o c -24o c. Tanah dengan
pH netral (6,5-7,5) cocok untuk budiddaya
bawang daun. Bila tanah bersifat
asam perlu dilakukan pengapuran pada saat pengolahan tanah. Jenis tanah yang
cocok ialah andosol (bekas lahan gunung berapi) dan tanah berstruktur lempung
yang mengandung pasir (Cahyono B., 2005).
2.3 Pupuk
Pupuk dalah bahan yang diberikan kedalam
tanah baik berupa organik maupuna anorganik untuk mengganti atau menambah unsur
hara yang hilang dari dalam tanah dengan tujuan untuk meningkatkan produksi
tanaman (Sutedjo, 2010).
Menurut sutedjo (2010), berdasrkan senyawanya
pupuk terbagi atas pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik ialah pupuk
yang berasal dari hasil akhir dari perubahan atau penguraian bagian-bagian
(sisa tanaman dan binatang) seperti pupuk kandang dari kotoran hewan (sapi,
kambing, ayam, babi, kuda, kerbau dll.), pupuk hijau (dari dedaunan, ranting,
batang tumbuhan) dan kompos. Sedangkan pupuk anoragnik atau mineral, yakni
semua pupuk buatan.
Pemupukan merupakan salah satu faktor penentu
dalam upaya meningkatkan produktivtas tanaman. Keperluan tanaman akan pupuk
sama halnya keperluan manusia akan makanan. Pupuk yang digunakan sesuai anjuran
dan seefesien mungkin akan memberkan hasil secara ekonomis. Pupuk adalah setiap
bahan yang diberikan kedalam tanah yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan
tanah dan meningkatkan produksi tanaman.
Tanaman sayuran membutuhkan tanah yang gembur
serta banyak mengandung bahan organik. Bahan organik merupakan bahan yang
penting dalam memciptakan kesuburan tanah, baik secara fisik, kimia maupun
biologi tanah. Bahan organik sangat ditentukan oleh sumber dan susunanya, oleh
karena itu laju dekomposisi harus diperhatikan. Sumber primer bahan organik
adalah berupa akar, batang, ranting, daun, bunga, dan buah. Dalam proses
dekomposisinya jaringan hewan lebih cepat mudah dari pada jaringan tumbuhan
(Sahlan, 2003).
Menurut Setiawan (2010) Pupuk kandang yang
mengandung unsur hara esensial baik unsur hara makro (N, P, K, S, Mg, Ca) dan
unsur hara mikro ( S, Mn, Zn, Co, Mo) yang memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologis bagi kesuburan tanah. Seperti memudahkan air hujan, memperbaiki
kemampuan tanah dalam mengikat air, mengurangi erosi, tanah menjadi gembur, dan
sumber unsur hara bagi tanaman.
2.4 Pupuk Kandang Sapi
Pupuk kandang sapi merupakan pupuk padat
mengandung air dan lendir. Bagi pupuk padat
yang keadaanya demikian bila terpengaruh oleh udara maka cepat terjadi
pengkerakan sehingga menjadi keras, selanjutnya air tanah yang akan melapukan
pupuk itu sehingga sukar menembus atau merembes didalam tanah. Dengan demikian
peranan jasad renik untuk mengubah bahan-bahan yang terkandung didalam pupuk
menjadi zat-zat hara yang tersedia didalam tanah untuk mencukupi keperluan
pertumbuhan tanaman mengalami hambatan, perubahan akan berlansung
perlahan-lahan. Oleh sebab itu pupuk kandang sapi disebut pupuk dingin
(Mulyani, 1987).
Menurut Simatra (2005) pupuk kandang
sapi berpengaruh nyata meningkatkan Tinggi tanaman, diameter tanaman, berat
basah tanaman bayam, tetapi berpengaruh tidak nyata meningkatkan PH tanah dan N
tanah.
Kandungan unsur hara yang terdapat dalam
kotoran sapi yaitu Nitrogen 0,4 %, Fosfor 0,2 %, Klium 0,10 %. Kualitas kotoran
sapi bergantung dari pemberian makanan dan perawatan hewan ternak dan pupuk
kandang sapi ini merupakan pupuk dingin, maka pemberian pupuk kandang sapi
kedalam tanah dilakukan 3-4 minggu sebelum masa tanam (Setiawan, 2007).
2.5 Pupuk Nitrogen (Urea)
Pupuk kimia yang paling banyak oleh
tanaman bawang daun adalah nitrogen (N). Nitrogen merupakan faktor pembahas
dalam pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun karena hasil utamanya adalah
daun. Jenis pupuk yang umum digunakan adalah urea ( Bandini dkk, 2000).
Unsur nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang besar oleh
tanaman dibandingkan dengan unsur esensial lainnya yang diambil dari tanah (Khrisna
dan Rosen, 2002). Sekalipun nitrogen di alam cukup banyak, yaitu sekitar 78%,
tetapi tanaman sering mengalami kekurangan. Hal ini disebabkan nitrogen bersifat
labil sehingga mudah tercuci atau menguap. Sebagai salah satu komponen udara
nitrogen berupa gas yang tidak berbau, tidak berasa dan baru bisa dimanfaatkan
oleh tanaman setelah terfiksasi (tertambat), misalnya oleh bakteri dan ganggang
(Ashari, 1995).
Di dalam organ dan sel tanaman, nitrogen
merupakan salah satu komponen dasar penyusun protein. Fiksasi purin dan puridin
dari DNA dan RNA mengandung nitrogen. Senyawa propirin yang berperan penting
dalam proses fotosintesis mempunyai nitrogen dalam struktur kimianya. Meskipun
tidak semuanya, beberapa vitamin juga mengandung nitrogen. Nitrogen terlibat
dalam fungsi yang sangat luas dalam sel tanaman, juga pada beberapa reaksi
fisiologis dan biokimia selama fase vegetatif dan generatif tanaman.
Tumbuhan yang terlalu banyak mendapat
ntrogen baisanya mempunyai daun yang berwarna hijau dan tebal, dengan sistem
akar yang kerdil sehingga nisbah tajuk- akarnya
tinggi (nisbah ini kecil bila kurang nitrogen) (Salisbury dan Ross,
1995).
Menurut Hardjowigeno (2003) unsur nitrogen merupakan
unsur utama pada tanaman dalam merangsang pertumbuhan tanaman khususnya batang,
cabang, dengan daun. Nitrogen juga merupakan unsur yang sangat penting sebagai
komponen klorofil yang memberikan warna hijau pada daun tanaman dan sebagian
yang menyusun protein serta protoplasma. Pupuk urea adalah pupuk kimia yang
mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur nitrogen merupakan zat hara yang
sangat penting diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal
berwarna putih, dengan rumus kimia C0 (NH2)2 , merupakan pupuk yang mudah larut
dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (Higriskopis), karena itu
sebaiknya disimpan ditempat yang kering dan tertutup rapat. Pupuk urea
mengandung unsur hara N sebesar 46 % dengan pengertian setiap 100 kg urea
mengandung 46 kg nitrogen.
Unsur hara nitrogen yang dikandung dalam
pupuk urea sangat besar kegunanya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan
perkembangan, antara lain : 1). Membuat daun tanaman lebih hijau dan segar dan
banyak mengandung butir hijau (Clorophyl) yang mempunyai peranan sangat penting
dalam proses fotosintesa, 2). Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah
anakan, cabang dll.), 3). Menambah kandungan
protein tanaman, 4). Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik
tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, usaha perternakan dan usaha
perikanan (Palimbani, 2007).
Penggunaan pupuk urea dilakukan dengan
cara yang baik dan bijaksana dalam budidaya tanaman bawang daun akan berdampak
menguntungkan bila diimbangi dengan jumlah N yang dibutuhkan tanaman serta
penggunaan pupuk kandang sapi.
III. BAHAN
DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Peneletian
Penelitian akan dilaksanakan di kebun percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,
Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro. Ketinggian tempat 60
meter dari permukaan laut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2016 sampai
September 2016.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah: cangkul, golok, gunting, kantung plastik ukuran ½ kg,
kantung plastik kresek, spidol, meteran, gembor, tali rafia, penggaris, bambu,
timbangan elektrik tipe LSC-3000, pisau, tangki prayer, tugal, camera digital,
ember, dan perlengkapan alat tulis.
Bahan penelitian yang digunakan terdiri atas
bibit bawang varietass semprong. Pupuk kandang sapi 5 ton/ha, pupuk N
(Urea=46%), insektisida, fungisida, herbisida, kertas lebel, dan air.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode percobaan
dengan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) yang perlakuannya disusun secara
faktorial terdiri dari dua faktor yaitu: berbagai dosis pupuk kandang sapi dan
berbagai dosis pupuk N (Urea). Pupuk kandang sapi 5 ton/ha (P1),
Pupuk kandang sapi 10/ha (P2), dan pupuk kandang sapi 15 ton/ha (P3).
Faktor kedua adalah dosis pupuk N (Urea) yang terdiri dari tiga taraf, yaitu:
100 kg/ha (N1), 200 kg/ha (N2), dan 300 kg/ha (N3),dan
setiap perlakuan diulang tiga kali.
Data hasil penelitian diolah dengan
menggunakan analisis ragam, sebelumnya diuji homogenitasnya dengan uji Bartlet
dan ketidakadiktifanya dengan uji Tuckey. Untuk melihat pengaruh rata-rata
perlakuan dilakukan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf signifikan
5%.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Pengolahan Tanah
Pelaksanaan penelitian diawali dengan pengolahan tanah dengan membersihkan
areal lahan dari gulma dan tunggul dari sisa panen dari tanaman sebelumnya.
Kemudian tanah diolah dengan cara dibajak dahulu hingga menjadi gembur dan
diratakan. Dibuat guludan atau plot percobaan menggunakan cangkul dengan ukuran
1 x
2 m2. Tinggi plot percobaan 25 cm dengan lebar parit antar
bedengan 25 cm, setalah selesasi membuat plot percobaan diberikan pupuk kandang
sapi sesuai dengan perlakuan penelitian dengan cara ditaburkan kedalam plot
percobaan, tanah diratakan dengan cangkul. Luas areal percobaan keseluruhan
yaitu panjang 20,5 m dan lebar 4,5 m.
3.4.2 Penanaman
Bibit yang diperoleh dari petani berupa bibit bawang daun anakan yang
berumur 2 bulan dan dipilih yang seragam, kemudian dipindahkan kelahan penanaman.
Jumlah bibit yang ditanam 2 bibit per lubang, dan ditanam dengan jarak 20 x 20
cm. Rata-rata tinggi bibit bawang daun ±
20 cm, penanaman dilakukan dengan cara melubangi tanah dengan menggunakan
koret, kemudian bibit bawang daun ditanam dengan posisi tegak (berdiri),
Kemudian tanah di padatkan pelan-pelan disekitar pangkal batang, setelah
selesai penanaman dilakukan penyiraman. penanaman dilakukan pagi hari sehingga
tidak terkena matahari langsung.
3.4.3
Pemeliharaan
Pemeliharaan ini meliputi:
1. Penyulaman,
adalah mengganti bibit yang mati dengan bibit yang baru penyulaman ini
dilakukan pada lubang tanam yang mati pada umur 5-10 hari setelah tanam, Dengan
tanaman cadangan yang sudah dipersiapkan.
2.
Pengairan,
dilakukan pada pagi hari atau sore hari dengan cara penggenangan selama 15-30
menit pada area parit plot penelitian.
3.
Penyiangan,
adalah membersihkan tanaman dari tanaman Penggangu/gulma yang tumbuh pada areal
penanaman, Penyiangan dilakuakan pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah
tanam. Penyiangan selanjutnya dilakukan pada waktu tanaman berumur 4 minggu setelah
tanam.
4.
Pengendalian
hama dan penyakit, dilakukan dengan cara penyemprotan pestisida pada saat
muncul tanda-tanda tanaman yang terserang hama dan penyakit.
3.4.4
Pemupukan
Pemberian pupuk kandang sapi di berikan 1 kali dengan dosis 15 ton/ha diberikan 1 minggu sebelum
tanam (3 kg/plot). Pupuk urea diberikan
2 kali (1/2 bagian
diberikan 1 minggu setelah tanam dan 1/2 bagian diberikan pada waktu tanam berumur 4
minggu setelah tanam) yakni dosis n1 = 100 kg/ha atau 20 g/plot
dibagi 50 tanaman= 0,4 g/tanaman, n2 = 200 kg/ha atau 40 g/plot
dibagi 50 tanaman= 0,8 g/tanaman, n3 =300 kg/ha atau 60 g/plot dibgi
50 tanaman = 1,2 g/tanaman.
Pemberian
pupuk ini diberikan dengan cara melarutkan pupuk kedalam air yang ditempatkan
diember kemudian disiramkan satu persatu ke tanaman secara hati-hati agar tidak
mengenai tanaman sampingnya. Untuk ukuran air ialah 2,5 litter air/plot (50
ml/tanaman).
3.4.5
Pemanenan
Pemanenan di lakukan pada saat tanaman
berumur 65 hari setelah tanam, Tanda tanaman yang akan di panen ialah tanaman
yang beberapa helai daun mulai menguning atau mengering. Panen dilakukan pada
pagi hari agar tidak cepet mengalami kelayuan karna sinar matahari, Panen
dilakukan dengan cara mencabut seluruh rumpun tanaman dan membongkarnya dengan
alat bantu cangkul secara hati-hati agar akarnya tidak patah di dalam tanah,
kemudian akar dibersihkan dengan air bersih.
3.5
Peubah
Yang Diamati
Pengamatan dilakukan dengan mengambil 10
tanaman sempel tiap petak, adapun parameter yang diamati sebagai berikut:
1. Tinggi
tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur menggunakan
penggaris / meteran dengan cara mengukur dari pangkal batang sampai bagian
tertinggi tanaman. Pengukuran dilakukan padasaat tanaman berumur 14 hst, 40 hst
dan 60 hst.
2. Jumlah
daun (helai)
Menghitung jumlah daun dilakukan dengan
cara menghitung seluruh daun yang sudah tumbuh sempurna. Pengukuran dilakukan pada 10 tanaman sampel saat tanaman berumur
14 hst, 40 hstdan 60 hst.
3. Jumlah
anakan (batang)
Jumlah anakan dihitung dengan cara menghitung
semua anakan yang baru muncul, Penghitungaan di lakukan pada saat tanaman berumur
14 hst ,40 hst dan 60 hst.
4.
LTT (laju tumbuh tanaman)
Penghitungan laju tumbuh tanaman dilakukan dengan cara
menghitung selisih bobot kering berangkasan tanaman pada waktu pengamatan awal
di kurang dengan bobot kering berangkasan tanaman pada pengamatan terakhir
dengan rumus : LTT = 1/Pa .(W2-W1) / (t2-t1)
g m-2 hari-1
Keterangan lambang dalam rumus :
W2 = Bobot kering tanaman saat 40 hari
W1 = Bobot kering tanaman saat 30 hari
T2 = Waktu pengamatan 40 hst
T1 = Waktu pengamatan 30 hst
L = Luas daun
Pa = Luas lahan
5.
Laju
asimilasi bersih rata-rata (LAB)
10
harian menunjukan laju akumulasi bobot kering tanaman per satuan luas daun
untuk periode 10 harian dengan rumus : (LAB) =[(w2-w1) /
(t2-t1)] . [(ln
L2-L1)] g cm2 hari-1
6.
Indeks
luas daun rata-rata (ILD)
10
harian menunjukan nisbah permukaan daun (satu sisi saja) terhadap luas tanah
yang di tempati oleh tanaman rata-rata untuk periode 10 harian dengan rumus :
(ILD) = (L2+L1) /2 . (1/Pa).
7. Hasil per petak (kg/petak)
Hasil per petak dihitung setiap
plot petak panen dengan cara menimbang seluruh tanaman segar dalam petak panen
kemudian di koversikan per petak. Luas
petak setiap panen 60 cm x 120 cm dilakukan pada akhir penelitian.
sayangnya Bab IV dan Bab V tidak ditampilkan.
ReplyDeletejadi kurang bermanfaat.
saya sedang budidaya bawang daung seluas 1ha
perlu informasi 2 bab terahir.
boleh saya minta daftar pustakanya gak ? mhon dikirim ya
ReplyDeleteminta daftar pustakanya boleh bang?
ReplyDeleteminta daftar pustaka boleh kak?
ReplyDelete